1.25 WIB
mataku perih, belum ngantuk tapi perih. Ditemani secangkir coffee mix pemberian seorang teman, aku berusaha mengenang kejadian tadi siang. hampir kosong! gila! apa dengan kesia-siaan ini akan ku isi hari?
kucoba sedikit menerawang. oh iya, tadi siang aku menonton TV. biasalah, acara lawakan di salah satu stasiun TV swasta. pelawaknya pun terkenal lucu, sampai temanku yang ikut menonton tertawa terbahak-bahak bersamaku. tapi hingga satu bagian, dimana aku melihat seorang pelawak lain berperan sebagai guru. pelawak yang memakai pakaian dan bertingkah seperti guru itu masuk stage. Dengan gaya slenge’an dan aksen yang dibuat-buat dia memerankan guru yang menurut saya idiot!! damn it! parahnya, ‘sang guru’ digambarkan sebagai orang yang berkaca mata tebal, norak, mata keranjang dan seperti cacat mental. Aliskupun naik. aku merasa naluriku sebagai seorang guru mulai berontak menyaksikan penghinaan tersebut. sedikit demi sedikit rasa kesal menjalar dan mengalir bersama darahku. dari kecil aku hanya bercita-cita sebagai guru, dan sekarang aku menyaksikan profesiku di hina dan direndahkan seperti itu!!
kubentak temanku yang tertawa melihat aksi konyol ‘guru’ tadi. Sontak dia terdiam. lalu perlahan bertanya kenapa. dengan santai ku ambil remote lalu kuganti chanel. TV O*e. chanel khusus berita. Dengan pelan kukatakan padanya, ini lebih baik, sambil berlalu ke dapur.
sembari memasak (salah satu kiatku dalam menghindari perasaan tidak enak adalah dengan memasak). aku memikirkan, bukankan mereka yang punya siaran tersebut harus mikir, bahwa apa yang mereka tayangkan tersebut ditonton jutaan orang yang sebagian diantaranya adalah pelajar? Guru, suatu profesi yang sangat mulia digambarkan serendah itu? dengan hati miris aku mengingat beberapa teman sejawatku yang pernah bercerita sampai menangis di depanku sembari berkata, ‘aku nggak sanggup lagi ngajar bang, aku belum siap!’ sembari mengusap air matanya yang terus meleleh, dia menceritakan, dua jam pelajaran, ¾-nya habis hanya untuk menyuruh siswanya tenang. bahkan ada yang berani mengacak tasnya lalu menyembunyikan kunci motornya.
atau seorang guru senior yang lain yang keluar dengan wajah merah padam, karena dikerjai muridnya sampai terjatuh di depan kelas, dan seluruh siswanya tertawa menyaksikan gurunya meringis menahan nyeri, karena dianggap itu lucu! ya Allah, fenomena macam apa ini!!
atau kisah teman yang lain, yang diberhentikan dari salah satu SMU swasta hanya karena dia tidak disukai siswanya. Apa yang telah dilakukan teman tersebut? selalu memberi PR dan menyuruh siswa maju kedepan kelas secara acak untuk menyelesaikan soal di papan tulis. lalu menurut mereka di lokal sang guru tidak punya ‘sense of humor’ . “orangnya sok jaim pak! jadi guru honor aja belagu!!”
tak ada lagi kehormatan bagi seorang guru disana. padahal melalui merekalah, bangsa ini bisa mencetak pemuda-pemudi berprestasi, melalui merekalah, semangat patriotisme bangsa berkobar dan meluluhlantakkan penjajah dari bumi pertiwi! melalui merekalah, Allah menitipkan ilmu, agar manusia bisa menembus awan dan terbang kelangit yang luas! pernahkah mereka memikirkan hal itu?? apakah seorang guru harus 'lucu' atau bertingkah tolol agar disukai oleh siswa? geram sendiri diriku memikirkannya...
percikan gulai yang panas membuyarkan lamunanku. secara refleks aku menjatuhkan sendok masak yang kupegang hingga menimbulkan bunyi logam yang khas.
“ada apa ko” temanku tiba-tiba nongol di pintu dapur.
“a, ndak apa-apa bang” jawabku sekenanya.
“masih marah ya?” tanyanya perlahan.
“hah? marah kenapa?”
“ ndaak, tadi tiba-tiba ito kayaknya marah ama uda dan mangganti channel. Emang ada apa?”
“nggak ada bang. tadi Cuma kesal aja. Ito dah 3 tahun ngajar, dan rasanya penampilan to ndak senorak yang ada di film tadi! dan to ndak pernah menemukan kawan sejawat to yang seidiot ‘guru’ tadi!”
to be continued.............


0 komentar:
Posting Komentar